Selasa, 09 Agustus 2011

Rezpector adalah Perngobanan???

1. REZPECTOR adalah tentang perTEMANan, perSAHABATan, dan perSAUDARAan di dalam suka maupun duka.
2. REZPECTOR bukan hanya sekedar Logo, gambar ataupun symbol-symbol lainnya, REZPECTOR berada didalam Darah dan Jiwa kami.
3. REZPECTOR tidak bisa di pecah belah oleh hal-hal yang berada pada konteks duniawi. Hanya kematian yang bisa memisahkan REZPECTOR. Respect Unity For All

Rezpect & Unity For All
Rezpector adalah sebuah tujuan
Rezpector adalah sebuah tindakan
Dan yang terpenting Rezpector adalah filosofi dan pengabdian

Juga berbagai rangkaian kata-kata tentang penafsiran Rezpector pada bermacam orang yang menyebut dirinya SEORANG REZPECTOR.

Apalagi sebuah kata yang muncul dari Ketua Rezpector Surabaya pada saat kopdar Rezpector Surabaya (23/5) yang mengatakan bahwa “REZPECTOR ADALAH PENGORBANAN”. Singkat, namun begitu mengena di hatiku. “Sejauh mana pengorbanan yang telah kalian lakukan untuk membuktikan kalian adalah rezpector ?”

Jujur kalimat pertanyaan yang di ucapkan Mas Burhan (Ketua Rezpector Surabaya) membuatku bingung. Dalam hati aku bertanya, “pengorbanan apa ya yang telah kulakukan untuk rezpector?”. Kalau Mas Burhan, bekas bekas pengorbanannya pun masih terlihat saat itu juga.
Basah kuyup dan kedinginan. Memang saat itu Mas Burhan dan Mas Zhaim (Wakil Ketua Rezpector Surabaya) baru saja pulang dari Gathering Koorwil yang diadakan di Malang. Pelaksanaannya berbarengan dengan kopdar Rezpector Surabaya. Aku tidak bisa menyalahkan siapa saja. Karena memang pemberitahuan Gathering Koorwil begitu mendadak dan saat itu kopdar Rezpector Surabaya telah fix dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2010. Untuk menghandle hal ini, aku diberi wewenang memimpin kopdar untuk sementara waktu sambil menunggu Mas Burhan dan Mas Zhaim datang ke kopdar setelah mengikuti Gathering Koorwil. Dan setelah mereka datang, aku melihat pengorbanan mereka. Mungkin, sedikit dari pengorbanan mereka untuk Rezpector. Kehujanan dari Malang-Surabaya. Kecapekan tapi masih mengikuti kopdar. Wuuhhhh … mereka memang patut untuk di acungi jempol. Tapi bagaimana dengan aku? Pengorbanan apa yang telah kulakukan untuk Rezpector?
Aku kembali mengingat usaha-usahaku yang telah kulakukan dan berhubungan dengan Rezpector. Untuk mengikuti Gathering Rezpector Provinsi Jawa Timur tahun lalu yang diadakan di Malang. Aku sudah mengupayakan bagaimana caranya agar aku bisa mengikuti Gathpro (Gathering Rezpector Provinsi Jawa Timur) tanpa diketahui oleh kedua orang tuaku. Karena memang mereka tidak akan pernah mengizinkan aku berpergian jauh tanpa mereka dan tanpa alasan yang jelas. Kalaupun diantar, mereka juga pasti menolak. Aku sudah memikirkan bagaimana caranya agar aku bisa ke Malang, meskipun tanpa izin orang tua. Tapi apa daya? Beberapa hari sebelum pelaksanaan saudara sepupuku datang ke rumah dan meminta bantuan pada pernikahannya yang dilaksanakan tepat bersamaan dengan pelaksanaan Gathpro. Apa boleh buat? Aku batal mengikuti Gathpro……
Pada saat sebelum Gathpro dilaksanakan, aku memang telah memesan kaos Rezpector Jatim kepada koorwil Malang sebagai tuan rumah pelaksanaan Gathpro. Aku juga sudah membayarnya jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan. Tentu tanpa membayar ongkos kirim. Karena rencana awal, aku akan mengikuti Gathpro. Jadi aku tak perlu membayar ongkos kirim untuk mengantarkan kaos tersebut. Aku akan mengambilnya sekaligus pada saat pelaksanaan Gathpro. Tapi kenyataannya, aku tidak bisa hadir. Dengan kata lain aku harus mengambilnya sendiri ke Malang. Untuk mengambil kaos itu pun aku harus kembali berbohong. Aku membolos sekolah untuk pergi ke Malang dan mengambil kaos tersebut. Sebelum ini, sekalipun aku tak pernah nekat pergi ke kota Malang, sendirian……
Kemudian saat aku untuk pertama kalinya bisa bertemu dengan Bondan Prakoso. Seorang idola yang sebelumnya hanya bisa ku lihat di televisi dan majalah. Tanggal 6 November 2009. Seorang idola yang telah menciptakan berbagai karya cipta dalam bermusiknya, yang begitu membuatku mengidolakannya. Seorang idola yang selalu membuatku terkagum-kagum oleh permainan bassnya. Dia sedang berada di Surabaya. Namun untuk menemuinya pun bukan permasalahan yang mudah. Aku harus meninggalkan sekolah dan kembali bolos sekolah. Parahnya lagi, hari itu aku ada ujian perbaikan. Namun aku tetap membulatkan tekad bahwa aku akan meninggalkan sekolah untuk bertemu sang idola. Hasilnya, nilai ujianku pun mendapat “so sad, so bad”……
Satu lagi perjuangan terhebatku yang baru saja ku lakukan yaitu ketika aku menghadiri konser Bondan Prakoso & Fade 2 Black di Malang. Lagi-lagi aku bolos sekolah. Lagi-lagi aku berbohong pada orang tua. Aku memakai alasan mengerjakan tugas dan menginap dirumah teman agar bisa mengianp setelah konser BF2B selesai. Saat pergi dari rumah pun hatiku seperti ada yang mengganjal. Sepanjang perjalanan aku berpikir, apa yang membuat hatiku tak seenak ini? Apa mungkin karena ada yang tertinggal? Ahh, mungkin ini hanya perasaanku yang takut ketahuan dan telah membohongi orang tua untuk kesekian kalinya. Sesampainya di tempat berkumpulnya anak-anak Rezpector Surabaya sebelum berangkat, ayah menelponku. Ternyata STNK motor yang aku pakai, tertukar dengan STNK motor yang ada di rumah. Permasalahan sudah muncul di awal. Namun aku tetap melanjutkan perjalanku. Syukur Alhamdulillah, aku sehat wal’afiat sampai kembali ke rumah. Terlepas dari persoalan dompet yang tertinggal di Mas Burhan.
Hari itu memang aku begitu lelah. Pemberangkatan hari Sabtu, kemudian setelah konser kami langsung pulang ke Surabaya, baru berada di rumah hari Minggu pagi tanpa tidur. Kemudian ada kabar bahwa Bondan Prakoso & Fade 2 Black promo album For All di Surabaya pada hari Senin. Badanku memang masih sakit. Mungkin hanya karena terlalau capek. Tapi tidak menyusutkan niatku untuk menghadiri promo album dari Idolaku. Terlebih setelah aku tahu bahwa Rezpector Bojonegoro dan Tuban juga hadir pada promo ini. Kalau mereka saja datang, kenapa aku yang menjadi tuan rumah tidak datang? Mereka juga datang pada rock show BF2B di Malang. Pemberangkatan ku lagi-lagi dengan kebohongan.
Namun, karena memang aku baru pulang pukul 21.00, orang tuaku jadi marah. Tapi mereka masih belum mengetahui kebohonganku. Beberapa hari kemudian, Ayah kembali marah-marah ke aku. Kali ini karena Ayah mengetahui bahwa beberapa hari lalu aku pulang malam itu ternyata aku tidak mengerjakan tugas melainkan ke Surabaya. Ada beberapa kalimat yang membuatku menangis waktu itu. Ayah berkata bahwa Ayah sakit hati telah dibohongi oleh anaknya sendiri. Aku, Lylla , telah membuat Ayahku sendiri sakit hati. Saat itu aku merasa menjadi anak durhaka. Ini baru satu dari sekian banyak kebohongan yang kulakukan pada Ayah, Ibu, juga Kakakku terbongkar. Aku merasa sangat bersalah pada mereka.
Beberapa pengalamanku tadi hanya sekian kecil dari perilaku ku berbohong untuk satu kata yaitu “REZPECTOR”. Belum lagi aku yang sering bolos pelajaran untuk dapat melihat konser BF2B di stasiun televisi. Juga bohong pada keluargaku saat mengikuti setiap kopdar Rezpector Surabaya. Setiap kebohongan itu kunikmati dengan sungguh. Bertemu dengan Bondan Prakoso, terlalu senangnya sampai aku menteskan air mata, bernyanyi kegirangan saat melihat konser Bondan Prakoso & Fade 2 Black, berteriak histeris saat bertemu dengan Tito, Arie, apalagi Eza, semua senyum dan tawa itu hasil kebohongan !
Aku kembalikan lagi semua kebohongan bersama Rezpector pada diriku, apakah ini yang dimaksud dengan Rezpector adalah Pengorbanan ?
Sampai saat aku mendapat kabar bahwa Jaka, Rezpector Semarang meninggal dalam perjalanan pulangnya setelah melihat rock show Bondan Prakoso & Fade 2 Black di Jogja dikarenakan kecelakaan. Sesaat aku langsung merinding. Aku menempatkan betul apabila aku menjadi sosok Jaka. Aku meninggal dalam kebohongan. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan orang tuaku apabila aku meninggal dalam perjalanku menempuh kebohongan. Entah itu perasaan kehilangan, menyayangkan, atau juga kecewa yang teramat sangat? Dibalik semua perilaku buruk ku, sungguh aku sangat menyayangi keluargaku. Ayah, Ibu, juga Kakakku.
Saat aku menceritakan pada seseorang yang saat ini paling dekat denganku, dia juga menyalahkan penafsiranku tentang pengorbanan Rezpector selama ini.
“Dosa ntu yang”
“Makasih yang udah ngasih pondasi pemikiran ke aku…”
Aku juga mengingat ketika aku telah memutuskan persahabatan dengan seorang sahabatku, Andi Alfian Pratama juga karena Rezpector. Persahabatan yang telah berjalan 4 tahun lamanya harus putus karena dia menyalahkan tindakanku yang sering meninggalkan sekolah untuk kepentingan Rezpector.
“Maafin ke egoisanku ndi…”
Juga buat Ayah… “maafin kenakalan Lylla yah .. Lylla udah bikin Ayah sakit hati. Lylla sayang Ayah”… 
T_T
Ibu, kakak… “maaf .. I love u” 

Sampai detik ini pun aku masih dalam kebingungan, apakah arti dari Rezpector adalah Pengorbanan ? Apakah setiap kenekatanku dan kebohonganku ini patut disebut sebagai sebuah Pengorbanan Rezpector ?
“REZPECTOR ADALAH PENGORBANAN” …………………???????????????

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More